Entah kenapa saya takut bertemu dengan seseorang. Sebut saja dia I. Saya sendiri nggak tahu penyebabnya karena apa. Entah karena dia menakutkan *bukan sih*, entah karena mukanya *emang ngapa?*, atau entah karena ada sesuatu yang tersembunyi di balik dirinya. Untuk yang pilihan terakhir, saya rasa ada benarnya. Karena setiap bertemu dia, saya merasakan ada sesuatu yang berbeda. Apa itu? Saya sendiri nggak tau. Yang jelas jantung ini langsung berdegup lebih kecang. Saya sih mengklaim bahwa ini bukan deg-degan jatuh cinta.
Jadi, awal mula saya bertemu dengan I, waktu saya masuk SMA baru saya. Dia itu memang orang yang berjasa bagi saya. Dalam tujuh hari, saya setiap hari melihat dia, dan akhirnya saya mengenal dia. Dia orang yang baik, jarang marah, penyabar. Tapi saya nggak tahu apakah sifat yang ia tunjukan selama tujuh hari itu sifat asli atau palsu. Yang jelas dalam tujuh hari itu saya bisa mendengar suaranya dengan jelas, dapat melihat dia berjalan, dan dapat melihat dia tersenyum maupun tertawa. Juga, dalam tujuh hari itu menimbulkan sesuatu yang tidak saya pahami. Yaitu ketakutan saat bertemu dia.
Nggak. Saya mohon semoga ini bukan rasa suka. Karena tanpa saya bilang bahwa saya suka kepadanya *jikalau beneran suka*, dia sudah menolak saya. Bagaimana saya tahu itu? Jelas! Toh dia bilang bahwa kami adalah keluarga, tidak boleh ada yang saling suka. Saya berharap bahwa kata-kata yang ia bilang (tentang keluarga) bukan untuk saya, saya sangat berharap sekali. Tetapi tetap itu ditunjukan untuk orang yang suka sama dia, termasuk (jikalau) saya.
Kembali ke topik. Setelah tujuh hari masa pertemuan saya dan dia (I), waktu terus bergulir. Hingga berbulan-bulan lamanya. Dan saya heran, kenapa ketika saya melihat sosok dia yang sedang berjalan berlawanan arah dengan saya, saya langsung berbalik arah juga, nggak mau ketemu dia. Atau, ketika terpaksa bertemu dia di suatu lingkungan, saya hanya bisa menundukkan kepala. Dasar bodoh!
Saya nggak tahu apa yang terjadi dengan saya. Saya benar-benar nggak ingin ketemu dia dengan dia juga melihat saya. Saya hanya ingin mata saya saja yang melihat dia. Tidak dengan dia melihat saya juga. Bahkan, ketika saya ingin masuk ke suatu ekstrakurikuler di sekolahan saya, nggak jadi karena ada dia (I).
Pernah saya berminggu-minggu nggak ketemu dia, kok saya malah jadi kangen, ya? Rasanya rindu sama jantung yang deg-degan ketika habis papasan sama dia. Haha! Emang benar-benar bodoh. Giliran udah ketemu dia, langsung kelimpungan deh nyari tempat persembunyian.
Jadi, apa artinya kalau saya takut bertemu dengan "I"? Apa rasa suka? *nggak mungkin*, Apakah saya ngefans sama dia? *heh, ada-ada aja!*. Hehe, saya bingung sendiri nih sama perasaan saya.
Saya berharap cerita ini nggak kebaca sama dia (semoga aja!). Kalau kebaca, aduh mampus! Malu setengah mati.
Yah, kalaupun dia baca, setidaknya dia sudah lulus SMA. Baru saya bisa pasang muka. *piss*
suka kali... suka....
BalasHapussaya juga lagi ngalamin hal yang sama... ke salah seorang adik kelas :")
masa sih, kak, saya suka sama dia. saya nggak yakin deh...
BalasHapusKakak juga lagi ngalamin hal yang sama? semoga lancar ya kak, hihi...