Sabtu, 10 Mei 2014

Cerpen : My Enemy, My Sister

Sang Surya telah lahir dari arah timur. Cahaya menerangi segala sesuatu yang tertangkap olehnya dan menembus celah-celah jendela kamar Christy. Dan tiba-tiba, “beep ... beep ... beeppp ...” Alarm berbunyi dengan pelan, tetapi, semakin lama alarm itu terdengar panjang dan keras. Sungguh mengganggu di telinga Christy.
“Aduuh, berisik. Ini masih jam berapa coba,” ucap Christy yg masih setengah sadar sambil melihat jam alarm, “Haah ? udah jam setengah 7 ? perasaan tadi malam aku pasang nya jam setengah 6 geh. Pasti ini gara-gara Resti,” ucap Christy lagi yg keheranan dan setengah marah.
Tiba-tiba, terdengar gagang pintu Christy terayun dan pintunya terbuka secara kilat, “Aduh, pagi-pagi udah marah, kakak belom mandi lagi, bau, ” ucap Adik Christy ,Salsha yang hanya memunculkan kepalanya secara mendadak dari pintu. Sontak Christy terkaget.
“Salsha, kamu apa’an sih? masuk kok gak ketuk pintu dulu? sudah ah, kakak mau mandi. Bisa-bisa telat nih gara-gara Resti,” gerutu Christy yg langsung bangun dari tempat tidur.
Setelah mandi, Christy mengenakan baju yg sudah disiapkan di balik pintu kamarnya dan ia pun berlari menuju halaman depan rumah.
“Pak, anterin Christy sekolah, udah telat nih,” jerit Christy sambil berlari untuk masuk ke mobil hitam milik Papa Christy.
“Iya.”
Sesampainya disekolah, pintu gerbang hampir tertutup. Tetapi Christy masih bisa masuk.
“Aduh, anak Mami hampir telat nih,” suara