Selasa, 30 Juni 2015

Good Bye Dunia Tulis-Menulis

Last day #NulisRandom2015.

Well, sebagai anak yang baik, apapun yang diawali, harus pula diakhiri. Begitulah aku. Kemarin aku mengikuti hari pertama #NulisRandom2015 dengan memposting sebuah tulisan, dan sekarang aku akan mengakhirinya. Catatan: walaupun cuma setengah dari tiga puluh tulisan, setidaknya aku menutup ini dengan baik.

Aku akui dan aku sadari, aku adalah penulis yang buruk.

Sebagai orang yang berzodiak scorpio, aku percaya bahwa aku bisa membagi kegiatanku dengan adil. Reality, tidak sebaik yang kuduga. Semenjak mendapat nilai bagus saat semester satu di sekolah, aktivitasku untuk nulis semakin bertambah. Apalagi, ketika semester dua pelajaran yang off banyak (kurikulum 2013). So, aku sedikit fokus ke menulis. Waktu ulangan aku fokus ke ulangan, waktu ada tugas fokus ke tugas, waktu ada ujian fokus ke ujian, dan ketika tidak ada tugas aku fokus ke menulis. Setiap saat aku hampir memegang laptop untuk melanjutkan tulisan.

Dan apakah itu baik untukku?

Tidak. Ternyata aku tak bisa membagi waktu dengan adil.

Di semester dua ini nilaiku tidak memuaskan. Teman-teman yang biasanya (maaf ngomong) di bawahku, jadi di atasku.

Sungguh, aku kecewa dengan ini. Aku kecewa dengan diriku, nilaku, bahkan aku kecewa dengan seluruh kegiatan menulis yang telah kulakukan.

So, liburan ini aku malah lebih banyak merenung. Memikirkan nilai sekolah, juga memikirkan tentang aku banyak membuang waktu dan tidak dipakai untuk menulis. Hatiku masih benar-benar pilu.

Jadi, aku tekadkan, bahwa aku tak akan menyentuh naskah novel lagi di semester tiga. Aku akan benar-benar fokus pada sekolahku. Paling-paling, aku cuma ikut lomba kecil-kecilan di internet, seperti cerpen atau puisi.

Untuk anak seusiaku, sebenarnya sangat beruntung sudah memiliki hobi apalagi bakat. Tapi aku masih sekolah. Masih harus mementingkan pendidikan. Toh, di masa depan, aku masih bisa nulis (kalau aku masih hidup). Tak apalah membuang waktu sekarang dari menulis. Setidaknya aku sudah pernah berkecimpung di dunia tulis-menulis. Nanti, bisa lebih kukembangkan lagi ketika aku sudah kerja.

Dunia tulis-menulis, sampai ketemu lagi di masa depan! Aku janji, setelah aku menyelesaikan pendidikanku, aku akan langsung menemuimu:))

Salam Manis,
Hafifah Az(z)ahra

Sabtu, 27 Juni 2015

Sharing Apple Wish

Judul                           :  Apple Wish
Penulis                         :  Alfian Daniear
Penyunting                  :  Anida Nurrahmi
Perancang sampul       :  Teguh Tri Erdyan
Penata letak                 :  Aldy Akbar
Penerbit                       :  Ice Cube
Terbit                           :  April 2014
Tebal                           :  viii + 192 hlm.
ISBN                           :  978-979-91-0709-1







“Lihat!”  Nathan apel yang sudah tergigit itu ke depan wajah Yourissa.

“Kayak gini, nih, gambaran hati lo sekarang. Soak. Nggak usah ngelak. Gue tahu, kok.”

Yourissa menunduk. “Sorry. Aku mau pergi dulu.”

Nathan, penulis amatiran yang berprinsip anti-pacaran dan nilai sekolahnya berantakan. Yourissa, calon atlet bulu tangkis muda yang baru kehilangan cinta sekaligus gagal jadi juara. Takdir mempertemukan keduanya ratusan kilometer jauhnya dari kota asal mereka. Insidenberebut stop kontak mengawali perjumpaan Nathan dan Yourissa yang punya karakter bagai langit dan bumi. Siapa sangka, keduanya justru saling bantu menemukan jalan kembali menuju mimpi masing-masing.

Saat cita-cita mereka terasa semakin dekat, Nathan dan Yourissa harus memilih, tetap melangkah mengejar mimpi atau putar arah mengikuti rasa yang diam-diam tumbuh tanpa permisi.
 ***



Apple Wish, adalah buku bercover cerah yang ditulis oleh Alfian Daniear. Dilihat dari sinopsis, sudah cukup jelas bahwa tokoh utamanya adalah Nathan dan Yourissa.
Nathan, penulis amatiran, yang bakatnya itu ditentang oleh kedua orang tuanya karena nilai sekolahnya berantakan. Dan Yourissa, calon atlet bulu tangkis muda yang baru kehilangan cinta, oleh sebab itu ia gagal menjadi juara di suatu perlombaan.
Dimulai dari prolog, cukup membuat penasaran dan ingin melanjutkan ke lembaran-lembaran berikutnya. Pasalnya, prolog itu tertulis bahwa Nathan menembak Yourissa untuk menjadi kekasihnya, padahal mereka baru saja saling kenal. Ini membuat Yourissa terkejut dan saya juga terkejut.
Pembagian bab dari novel Apple Wish juga berbeda. Terdiri dari tiga bab, yaitu: Nathan’s Story, Yourissan Match, dan Apple Wish. Juga terdiri dari sub-bab yang diawali dengan sebuah quote.
Mengingat novel ini mengangkat tentang ambisi remaja dalam mengejar keinginan, novel ini menginspirasi pembaca. Dari ambisi Nathan yang ingin menjadi penulis sukses, namun ditentang oleh orang tuanya, malah membuat ia semakin gigih. Juga Yourissa yang gagal juara karena kelabilan remaja, seperti menuntut sebuah semangat agar tidak terjatuh lagi. Mereka mengejar mimpi tanpa tanggung-tanggung.
Gaya tulisannya ringan dan beberapa humor yang membuat senyum-senyum sendiri saat membaca. Cocok dibaca saat santai. Apalagi banyak terdapat quote-quote yang memotivasi untuk mengejar mimpi. Contohnya:

"Lo mesti inget, lo itu lahir buat jadi juara. Lo itu lahir buat jadi bintang." Hlm 165
"Mimpi akan tetap jadi mimpi, kalau lo gak yakin." Hlm 165

Dan yang saya suka dari penulisan cerita ini adalah, cara penulis mempertemukan tokoh-tokoh. Seperti Yourissa yang bertemu dengan Feliz saat pertandingan. Padahal Feliz itu sahabatnya Nathan. Setelah itu Ajeng dan Rafless juga saling keterkaitan. Pokoknya saya suka saat para tokoh pernah bertemu atau saling keterkaitan saat mereka belum sadar siapa orang yang tadinya mereka jumpai.
But, di endingnya, Nathan dan Yourissa harus mengejar mimpi mereka masing-masing. Dan di antara mereka, ada rasa yang diam-diam tumbuh tanpa permisi.
Direkomendasikan untuk para remaja yang membutuhkan motivasi dan kedilemaan mengenai mimpi.

 

Sabtu, 20 Juni 2015

Review Novel In a Blue Moon - Ilana Tan

Judul: In a Blue Moon
Pengarang: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 320 halaman











“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”


Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.


Apakah Akhir Cerita Bahagia Hanya Ada Dalam Dongeng?



Review Novel Happily Ever After


Penulis : Winna Efendi
Editor: Jia Effendie
Penyelaras Aksara: Widyawati Oktavia
Penata letak: Gina Ramayudha
Penyelaras tata letak:  Erina Puspitasari
Desainer sampul: Jeffri Fernando
ISBN : 9789797807703

9797807702
Penerbit : GagasMedia
Harga: Rp 57.000















Tak ada yang kekal di dunia ini.Namun, perempuan itu percaya, kenangannya, akan tetap hidup dan ia akan terus melangkah ke depan dengan berani.

Ini adalah kisah tentang orang favoritku di dunia.

Dia yang penuh tawa. Dia yang tangannya sekasar serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat sinar matahari. Dia yang merupakan perpaduan aroma sengatan matahari dan embun pagi. Dia yang mengenalkanku pada dongeng-dongen sebelum tidur setiap malam. Dia yang akhirnya membuatku tersadar, tidak semua dongeng berakhir bahagia.

Ini juga kisah aku dengan anak lelaki yang bermain tetris di bawah ranjang. Dia yang ke mana-mana membawa kamera polaroid, menangkap tawa di antara kesedihan yang muram. Dia yang terpaksa melepaskan mimpinya, tetapi masih berani untuk memiliki harapan ...

Keduanya menyadarkanku bahwa hidup adalah sebuah hak yang istimewa. Bahwa kita perlu menjalaninya sebaik mungkin meski harapan hampir padam.
Tidak semua dongeng berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita inginkan. Dan, percaya bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga.

Jumat, 19 Juni 2015

Review Novel Forever Monday



Baginya cinta dan kasih sayang itu hanya dua hal fantasi yang tak pernah memberikannya kenangan manis. –hal 137

Judul: Forever Monday
Pengarang: Ruth Priscilia Angelina
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 320 halaman















Ingga akhirnya mendapatkan hati Senin untuk mnejadi pacar Eras, playboy yang punya begitu banyak pacar, satu gadis unruk satu hari. Sampai Ingga bertemu Kale, playboy lainnya yang berparas tampan
            Kale mengubah hidup Ingga, memberikan warna di hari-hari kelam gadis itu, mengajarinya bagaimana bersenang-senang dan bagaimana menyayangi dirinya sendiri. Kale membuat hati Ingga jungkir balik, membuat dunia gadis itu porak-poranda dengan segala kasih sayangnya yang aneh.
            Namun itu bukan berarti Ingga telah berpaling dari Eras. Gadis itu tetap mencintai Eras. Bahkan smpai pada saat Kale memintanya secara resmi untuk menjadi pacarnya, Ingga tetap mempertahankan posisinya sebagai pacar hati Senin-nya Eras.
            Hari-hari bergulir, di samping kisah cinta yang rumit, fakta demi fakta bermunculan. Fakta bahwa Eras dan Kale dulu adalah sahabat dekat. Dendam lama yang disimpan rapi selama bertahun-tahun kini menuntut pembalasan. Pembalasan yang akan menghancurkan hidup Ingga dan orang-orang yang disayanginya.


Rabu, 17 Juni 2015

Review Novel Rust in Pieces


Karena intinya tetap satu: sama-sama maling. -hal 99



Judul: Rust in Pieces
Penulis: Nel Falisha
Penerbit: Ice Cube – KPG (2015)
Tebal: 224 halaman
Genre: young adult, realistic fiction
ISBN13: 9789799108333
Harga: Rp 48.000



“Pantas belakangan ini pernak-pernikku hilang satu-satu.
Ternyata dia pelakunya!” Sarah menunjuk-nunjuk ke arah Tiana.

Yunita memicingkan mata dan melipat lengan di depandada.
Pom-pom merah jambu tergeletak di kakinya.
“Baru kemarin ikat rambut favoritku hilang.”

“Bukan gitu, aku cuma mau pin—”

“Nonsense!” cetus Sarah.

Yunita menyeringai puas. “Kamu klepto, Ti.”