Kamis, 11 Juni 2015

[TIPS MENULIS] Menambah Gesture atau Gerak Tubuh Karakter

Tips ini saya copy-paste dari twitter @_PlotPoint. Tips ini sangat bermanfaat untuk saya. Jadi saya menaruh di blog. Siapa tahu jika saya ada perlu, tinggal membuka blog.
Yang butuh tips menulis juga, tips ini bagus untuk kamu. Yuk simak :))

Malam ini #KamisCerita akan ngebahas
tentang GESTURE atau GERAK TUBUH karakter. Secara ngga kamu sadari, gesture itu penting lho utk cerita! Gesture atau bahasa tubuh ini akan punya pengaruh banyak ke karaktermu. Nah, kita mulai bahas aja deh soal gesture ini.



1. Dengan menambahkan gestur pada aksi, dialog dan interaksi di dalam cerita, kamu akan bisa menyelaraskan dialog dan emosi.
Contoh: Mahluk-mahuk lengket mirip bekicot itu merayapi kaki Arin, masuk ke dalam celana. Namun, Arin hanya diam dan tersenyum.

Lihat bagaimana kamu mengartikan senyuman itu. Apakah Arin suka kakinya dirayapi makhluk menjijikan? Atau justru ia sedih sekali hingga tak mampu lagi berkata-kata kecuali tersneyum?

Kadang, gestur yg ditunjukkan bisa berbeda dgn apa yg dipikirkan karakter.
Misal: dia takut tapi sebenarnya menyimpan kemarahan. Kepalanya tetap menunduk ketika orang-orang mengejeknya, tapi diam-diam tangannya mencari silet yang sudah berhari-hari ada di sakunya.

Gestur bisa menunjukkan emosi yang kontradiktif.
Misal: Dia takut tapi sesungguhnya sangat antusias. Contoh: Tebing tinggi itu seperti mulut raksasa yang siap menelan siapa saja. Tak ada yang mau mendekat. Ika mencubit kakinya yang gemetar dan tak bisa bergerak. "Saya kak, saya mau coba melompat duluan," katanya menyeret kakinya.

2. Gestur bisa membuat karaktermu unik.
Contoh: Kalau kamu hanya membuat Rudy senyum, Anita senyum dan Laras senyum, maka pembaca tidak akan mendapat keunikan karaktermu.

Sampaikan senyum itu dengan cara yang berbeda.
Contoh: "Abi tersenyum sprti maling melihat dompet ketinggalan meja kafe."
Kamu langsung bisa mengenali mood dan jenis senyum itu kan?

Begitu juga dengan gestur lain. Berdiri, berlari, menangis, dll, akan punya arti yg berbeda saat kamu menambahkan gestur yg tepat.

3. Cara terbaik menunjukkan emosi karakter adalah dengan memunculkan GESTURE dari benda-benda di sekitar kejadian.
Misal: menunjukkan nenek tua yang tak bahagia di hari lebaran.
Contoh: Lama sekali ia mengunyah kurma yg kubawa. Matanya melotot melihat puluhan cucu-cucunya menikmati opor buatan menantunya.


4. Gestur akan membantumu membuat dialog yang multifungsi.
Misal: "Aku pergi dulu, Ma." "Pulang jam
berapa?" tanya Mama. "Mungkin malam,"
jawabku.

Lihat, jika tidak ada penambahan gestur
maka dialog terasa kering, tidak melibatkan
emosi. Coba kita ubah jadi:

"Aku pergi dulu, Ma," kataku sambil membenarkan engsel pintu yang terlepas.

Mama menahan tanganku. "Pulang jam
berapa?" Keningnya mengernyit, membuat
kerutan di sekitar dahi dan matanya
terlihat.

Aku menarik napas. "Mungkin malam."
Kulepaskan pegangan tangan Mama.


Gimana? beda kan feel dan mood-nya?


********

Sumber: https://twitter.com/_PlotPoint

Tidak ada komentar:

Posting Komentar