Senin, 20 April 2015

Buang Kata “TERLALU” dan “TERLAMBAT”

Ketika kita berhenti membatasi potensi sendiri, setiap hari akan membawa keberuntungan. Bagaikan sepucuk wesel yang tiba-tiba terkirim ke pos surat.
***
Waktu saya masih seorang gadis kecil, saya begitu bangga saat menerima satu lambang kesuksesan sebagai murid balet: sebuah tutu atau rok jaring warna merah muda. Saya memakainya dengan bangga. Sampai, suatu Sabtu pagi, saya melihat bayangan saya di depan kaca yang mengelilingi ruangan tari di sekolah dansa Myldred Lyons. “Lupakanlah tutu itu”, saya berkata pada diri sendiri. “Engkau terlalu gemuk.”

Sekarang baru saya sadari bahwa saya menggunakan satu kata yang salah. Tidak ada yang salah dengan tutu itu. Yang patut dilupakan adalah kata “terlalu” yang biasanya digunakan untuk siapa saja. contohnya pernyataan seperti, “saya terlalu gemuk.” “saya terlalu bodoh,” “saya punya terlalu banyak barang,” “saya punya terlalu sedikit uang kontan,” atau “mungkin saya bisa melakukan........ (isilah tempat yang kodong) tetapi sekarang saya sudah terlambat.”

Jika anda sering mengucapkan “terlalu”, lepaskanlah! Jika anda punya banyak kata terlalu, buang semua! Satu-satunya maksud dari kata ‘terlalu’ adalah untuk menambah rasa sakit pada si pemakai kata itu sendiri. Jika pernyataan yang getir tersebut tidak menggunakan kata terlalu, itu sudah dapat menjadi titik awal dari satu perubahan. Dan bukannya menjadikan alasan untuk merasa perlu dikasihani.

Misalnya, “saya gemuk.” Baiklah. Itu pernyataan yang benar. Apakah kita ingin menerima tubuh sebagaimana adanya, memusatkan perhatian pada diri sendiri, dan menyenangi tubuh yang besar itu? Atau kita ingin membuat perubahan dari dalam maupun dari luar yang dapat membuat kehidupan dengan tubuh yang lebih langsing menjadi sesuatu yang realistis dan menyenangkan? Begitu kita menghapus kata “terlalu,” pilihannya ada pada diri kita.

Atau pertimbangkan perkataan, “sudah terlambat.” Sebenarnya tidak terlalu terlambat untuk belajar tarian salsa, menabung untuk liburan ke Bali, atau memasang iklan di kolom jodoh! Jika kita tidak menggunakan kata “terlambat,” kita dapat melihat kenyataan bahwa beberapa waktu telah lewat sejak pertama kali kita punya ide/keinginan tersebut. Namun jika kita dari sekarang memulai prosesnya, kita tidak akan kehilangan waktu lagi.

Perhatikanlah untuk tidak menggunakan kata “terlambat” lagi. Perkataan ini menggambarkan pola penyangkalan diri yang tidak akan menjadikan diri kita lebih baik. Juga berhati-hatilah untuk tidak menggunakan kata “terlalu” terhadap orang di sekitar kita. Khusunya, mereka yang selalu meminta petunjuk dan keyakinan dari kita, seperti pegawai, mahasiswa, atau anak-anak.

Jika kita berhenti membatasi potensi yang kita miliki, hari-hari akan membawa makna yang berarti. Kata “terlalu” dan “terlambat” adalah sebuah pembatas hidup yang utama. Carilah cara yang dapat membaut situasi dan keadaan berkembang tanpa dua kata tersebut. Dengan demikian, kita dapat bebas menemukan jalan alternatif, kejutan yang menyenangkan, atau bakat yang tersembunyi.

Diambil dari buku Bahagia dalam Kesibukan-Victoria Moran. Penerbit Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar