Kamis, 06 November 2014

Review Apple Wish by Alfian Daniear





Judul : Apple Wish
Penulis : Alfian Daniear
Penerbit : Ice Cube
Terbit : April, 2014
Tebal : viii + 192 hlm.
ISBN : 978-979-91-0709-1


Synopsis

“Lihat!” Nathan mengangkat apel yang sudah tergigit itu ke depan wajah Yourissa.
“Kayak gini, nih, gambaran hati lo sekarang. Soak. Nggak usah ngelak. Gue tahu, kok.”
Yourissa menunduk. “Sorry. Aku mau pergi dulu.”

Nathan, penulis amatiran yang berprinsip anti-pacaran dan nilai sekolahnya berantakan. Yourissa, calon atlet bulu tangkis muda yang baru kehilangan cinta sekaligus gagal jadi juara. Takdir mempertemukan keduanya ratusan kilometer jauhnya dari kota asal mereka. Insiden berebut stop kontak mengawali perjumpaan Nathan dan Yourissa yang punya karakter bagai langit dan bumi. Siapa sangka, keduanya justru saling bantu menemukan jalan kembali menuju mimpi masing-masing. Saat cita-cita mereka terasa semakin dekat, Nathan dan Yourissa harus memilih, tetap melangkah mengejar mimpi atau putar arah mengikuti rasa yang diam-diam tumbuh tanpa permisi.


***



Remaja yang mempunyai mimpi besar itulah Nathan dan Yourissa.
            Nathan, dia orang yang mempunyai mimpi besar dengan kemampuan yang sangat ia yakini, yaitu menulis. Ia bertekad menjadi penulis novel fantasi yang menembus #1 New York Times Best Seller. Ia sangat mengedepankan menulis daripada sekolah. Oleh sebab itu, orang tua Nathan ingin anaknya lebih menomorsatukan sekolah daripada menulis.
            Hawa menjelang liburan bagi Nathan sangat membosankan. Ia tak bisa menulis naskahnya karena notebook miliknya rusak. Akhirnya ia pergi berlibur ke kota lain untuk menulis dan berpuasa dari ocehan kedua orang tuanya.
            Yourissa, gadis yang cukup malang saat pertandingan penting untuknya, ia malah putus dari pacarnya. Akhirnya ia kalah dari pertandingan itu. Karena ingin menjernihkan pikiran sekalius melupakan mantan pacarnya, ia pergi ke kota yang sama dengan Nathan.
            Dan dikota itulah mereka menjalani kisah-kisah yang perlahan menumbukan rasa masing-masing diantara mereka. Mereka saling memberi semangat satu sama lain untuk terus mengejar mimpi mereka. Dan karena Yourissa-lah, Nathan dapat menyelesaikan naskah novelnya untuk sebuah perlombaan.

***

Setelah semalaman membaca novel ini sampai habis, waktu mati lampu pula, dan waktu saya mau tidur, malah nggak bisa tidur.
Karena apa? Jawaban : karena saya masih penasaran.
            Untuk prolognya cukup membuat terkejut. (padahal saya sudah sering membaca percakapan seperti itu) tapi kok terkejut, ya? Mungkin karena Nathan dan Yourissa baru kenal.
Saat dipertengahan, saya menemukan dua kata untuk novel ini. Yaitu : bagus dan menarik.
Novel ini menceritakan tentang dua orang yang mengejar mimpinya tanpa tanggung-tanggung.
Seorang Nathan yang ingin menjadi penulis terkenal dan seorang Yourissa yang ingin menjadi pemain bulu tangkis profesional. Apalagi tentang Nathan yang diceritakan ingin jadi penulis terkenal, tetapi kurang didukung oleh kedua orangtua, itu sama dengan kisah saya. Kisah Nathan sejalan dengan kisah saya.
Novel ini memotivasi pembaca, bahwa jika kita punya impian, itu harus diperjuangkan. Walaupun jalan tak selalu mulus untuk dilalui, tapi tak ada jalan lain selain mengejarnya jika kita ingin meraihnya.

       "Lo mesti inget, lo itu lahir buat jadi juara. Lo itu lahir buat jadi bintang." (Halaman 165)

Selain itu, novel ini gaya bahasanya ringan (yaiyalah, kan tentang remaja :D), tapi cara penyampaiannya itu tepat.
Tapi saat dilembar akhir cerita, itu rasanya menggantung. Saya masih penasaran dengan Nathan dan Yourissa. Juga Nathan dengan Feliz. dan saya juga masih penasaran dengan Yourissa dan Feliz. 
Tapi tetep kok, novel ini bagus. Saya banyak belajar dan mendapatkan motivasi dari novel ini.
          Dan yang saya suka dari novel ini, bahkan novel-novel lain yaitu, cara penulis mempertemukan tokoh-tokoh. Seperti Yourissa yang bertemu dengan Feliz saat pertandingan. Padahal Feliz itu sahabatnya Nathan. Setelah itu Ajeng dan Rafless juga saling keterkaitan. Pokoknya saya suka saat para tokoh pernah bertemu atau saling keterkaitan saat mereka belum sadar siapa orang yang sebelumnya mereka jumpai.
            Soalnya saya nggak (belum) bisa buat seperti itu, sih...


I give 3 star for this book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar