Kutahu diri ini bukanlah apa-apa untukmu. Tidak untuk kaukenal, tidak pantas untuk kauberi senyuman bahagia. Mata indahmu bagai berlian yang bahkan jika dilihat dengan cara terjungkal balik pun akan tetap menawan. Bahumu sejajar, aku ingin bersandar di sana, walaupun kini sudah tak bisa lagi. Sudah terlambat...
Kamis, 31 Maret 2016
Salam Terakhir
Kamis, 17 Maret 2016
[CERPEN] Remind Me
Kami berpandangan dalam beberapa detik.
Kemudian ia memutuskan kontak mata di antara kami, dan masuk ke dalam rumahnya.
Rumah Arin masih sama. Halaman depan yang penuh dengan berbagai macam jenis
bunga, hanya saja dindingnya sudah berubah warna menjadi cat biru muda.
Aku bernafas berat, dan melanjutkan
perjalanan menuju rumahku yang jaraknya tak jauh lagi. Arin tumbuh dengan
sangat baik setelah sepuluh tahun kami terakhir bertemu. Rambut hitam mulusnya
tergerai dan wajahnya terlihat bersinar tanpa ada kotoran apapun, semacam
jerawat. Dan dia tak mengenalku, terlihat dari ekspresi tak acuhnya selepas
melihatku beberapa menit yang lalu. Aku benci ini! Sungguh. Aku benci ketika
aku mengenal seseorang, tetapi orang itu tidak mengenalku setelah beberapa lama
tak bertemu. Termasuk dalam kasus Arin, teman semasa kecilku.
Aku merasa jengkel, merasa tak
dipedulikan.
Langganan:
Postingan (Atom)