Keramaian penuh sesak, permainan
hiburan yang terus melaju ketika yang ingin dihibur menaiki, lesehan
orang-orang berjualan, semua itu tampak hina di mata Widoyo. Teriakan-teriakan
rayuan gombal para penjual membuat matanya mendelik, sedangkan suara motor gestrek memekakkan telinga hingga terasa
ingin menangkupkan sepasang tangan di kedua telinganya itu. Ia kesumat! ia
benci pasar malam.